Kamis, 28 Januari 2010

Natal & Tahun Baru 2009 / 2010






25 Desember, merupakan bulan yang selalu dinanti dengan penuh sukacita kebahagiaan bersama Yesus sebagai manusia telah lahir diantara kita manusia.
Ungkapan syukur dan kegembiraan, kita rayakan bersama dengan penuh kebahagiaan melalui pesta Natal bersama dengan aneka pentas seni yang di tampilkan oleh anak TK Xaverius 1 Palembang.
Bersama dengan pesta Natal, kita bersyukur pula atas kasih Allah yang telah di terima selama setahun dan kita sambut tahun baru 2010 dengan penuh syukur.
Adapun acara yang telah berlangsung adalah ................
Mari kita sambut dan kita saksikan tarian, fashion show, dan nyanyian dari anak TK Xaverius 1 Palembang.
Ayoooooo teman-teman bergabung bersama kami, bergembira bersama - sama dengan kami.......
Ayo.....ayo.....ayooooooo!!!!!!!!

Sabtu, 09 Januari 2010

CHYBK....Spiritualitas pelayanan Xavetta (sebuah refleksi)















Sore itu sekitar pukul 16.00 udara begitu segar, TK Xaverius 1 Palembang yang biasanya sepi, hari itu (3/1) berubah menjadi ‘regeng’. Ada 34 guru dan karyawan yang berpakaian rapi, tengah menikmati teh hangat, kopi dan snack di aula TK lantai satu. Terdengar cerita renyah disana sini kadang diikuti dengan gelak tawa dan canda yang sungguh hangat sehingga menambah kesejukan di senja itu. Mereka adalah guru dan karyawan TK Xaverius 1 dan SMP Xaverius 6 yang menjadi peserta dalam pembinaan kekaryaan yang diselenggararkan oleh Yayasan Lembaga Miryam (YLM). Pembinaan ini juga sebagai salah satu bentuk sosialisasi dari hasil sidang Kapitel Umum 2009 Kongregasi Suster-suster Belaskasih dari Hati Yesus yang Mahakudus (HK) yang menyangkut karya-karya Kongregasi khususnya di bidang pendidikan. Untuk Xaverius komplek lapangan Hatta (Xavetta) Palembang diselenggarakan dalam dua gelombang. Yang pertama adalah kelompok TK dan SMP (3 – 5 Januari 2010) dan gelombang kedua untuk kelompok SD (31 Januari – 2 Februari 2010). Kegiatan diramu dalam dua bentuk yakni rekoleksi yang dipandu oleh Sr. Fransiska HK dan pembinaan kekaryaan yang dipandu langsung oleh Ketua Yayasan Lembaga Miryam, Sr. Martina HK.

Setelah kurang lebih setengah jam menikmati minum dan snack, para guru dan karyawan berpindah ruang menuju lantai dua. Disana sudah digelar tikar dan karpet, ada LCD dan perangkatnya, meja, kursi, serta beberapa bahan/benda-benda seperti gunting, lem, koran, kertas HVS, dll. Hari pertama, mereka diajak untuk berefleksi tentang pengalaman pelayanan selama ini. Pengalaman yang direfleksikan dibagikan dalam sebuah sharing yang terbagi atas tiga kelompok yakni guru-guru TK, guru-guru SMP dan Karyawan TK & SMP. Mereka saling berbagi tentang rasa senang/syukur dalam karya, yang mendasari atau menjadi kekuatan sehingga mau melakukan pekerjaan sampai saat ini dan makna kerja yang sampai hari ini diperjuangkan. Tak satupun dari mereka yang tidak merasa senang/bersyukur bekerja di Xaverius milik YLM. Aneka ragam ungkapan syukur dan alasan yang membuat mereka bersyukur sehingga masih setia dan sedia untuk menjadi tenaga kependidikan di TK & SMP Xaverius yang dikelola oleh para Suster HK.

SUKA CITA DAN BAHAGIAKU DALAM KARYA

Para peserta didampingi Sr. Fransiska HK sampai dengan hari kedua, Senin siang (4/1) diajak untuk menyadari, merenungkan dan meneladan Cinta Hati Yesus yang Berbelaskasih di dalam bekerja atau menjalani perutusan. Cinta Hati Yesus yang Berbelaskasih yang selanjutnya disebut CHYBK hendaknya menjadi pondasi/landasan, pendoroang atau spiritualitas dalam pelayanan baik sebagai guru, karyawan maupun pimpinan. Pengertian tentang ‘kerja’ juga diulas dalam sesi ini, namun sebagai orang beriman kebahagiaan dalam bekerja adalah menghayati pekerjaan sebagai anugerah sekaligus panggilan TUHAN. Tuhan tidak membiarkan kita hidup tanpa makna, melainkan ambil bagian dalam Karya Agung Allah. Tuhan ingin dengan karya/kerja hidup kita mencapai kepenuhan-Nya. Karena itu Tuhan telah melengkapi dengan anugerah cuma-cuma untuk mencapainya yakni berupa nilai-nilai keutamaan, hati nurani, dan kematangan pribadi kita, tegas Sr. Fransiska HK.

SAUH BATIN

Doa hening juga menjadi bagian dalam rekoleksi ini. Lima sampai limabelas menit peserta diajak untuk doa hening. Yesus menjadi teladan utama atas alasan ini. Dia yang selalu dan dalam keadaan sesibuk apapun selalu punya waktu dan hati untuk berkomunikasi intim dengan BapaNya, dan itulah yang membuat Dia memiliki daya tahan sampai akhir hidupnya. Dia dipandang sebagai pribadi yang memiliki integritas dan kredibilitas yang tinggi. Dia mempunyai kekuatan dan kewibawaan dalam hidup. Dia tidak mengejar pujian melainkan mendengarkan suara keheningan batin-Nya mendengarkan kehendak Bapa-Nya. Hal ini tampak dalam luapan kegembiraan dan keyakinan akan kebenaran. Dia mampu melakukan apa yang benar, tanpa alasan dan pamrih apapun.. Sanggup menghadapi dan melakukan hal-hal yang sulit yang menghadang-Nya. Memandang semua yang dilayani adalah hidup dan kehidupan. Dia percaya dan mendorong untuk gerak maju setiap orang dengan pengampunan-Nya. Orang boleh gagal tetapi ia tetap punya kesempatan sama untuk maju. Pantaslah, kalau kita belajar dari Yesus, menemukan sukacita dalam karya karena keakrabanNya dengan Bapa.

Bahan renungan, doa, pengarahan dan sharing pengalaman rupanya membantu peserta untuk melakukan pembaharuan/penyegaran dalam pelayanan. Hal ini nampak dari tanggapan mereka yang begitu positif, bahkan dalam salah satu dinamika kelompok sangat kentara. Dari simbol-simbol dan yel-yel yang tampilkan, nampak jelas apa yang sesungguhnya menjadi kerinduan dan semangat juang mereka di dalam membangun persaudaraan sebagai pelayan pendidikan di Xavetta. Spiritualitas yang sama telah mengobarkan semangat para guru dan karyawan TK & SMP untuk terus maju bersama dalam semangat CHYBK. Rekoleksi ditutup dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Wahyu Triharyadi SCJ. Inilah bagian pertama dari pembinaan kekaryaan bagi guru dan karyawan TK dan SMP.

TETAP...... CHYBK

Konser yel-yel dari masing-masing kelompok menjadi pembuka sesi yang ke dua. Luar biasa!! Begitu ekspresif dan sarat dengan makna. Mengawali sesi kedua, Sr. Martina HK memberi kesempatan kepada para peserta untuk tanya jawab atau sekedar mengeluarkan uneg-uneg/berbagi pengalaman dalam karya. Para peserta tak melewatkan kesempatan ini. Sharing, pertanyaan dan tanggapanpun mengalir begitu saja. Meskipun pad jam yang rawan (bagi yang biasa tidur siang), mereka tak sedikitpun menunjukkan rasa lelah, sebaliknya begitu bersemangat. Itulah sisi lain yang demikian mengagumkan dari mereka. Sr. Martina mengajak peserta untuk memperhatikan komitmen pembaharuan Kapitel Umum Kongregasi 2009 yakni: a) meletakkan CHYBK sebagai pondasi/landasan kerasulan kita; persoalannya: bagaimana kita membuat CHYBK menjadi energi gerak yang menjiwai seluruh panggilan rasuli/ pengabdian kita. b) menghidupi semangat CHYBK sebagai energi gerak merasul, memancar dari hidup doa memberikan inspirasi bagi hidup karya; persoalannya: bagaimana kita membangun habitus baru selalu bergerak kembali menimba kekuatan dan inspirasi pada CHYBK.

Dua komitmen dan persoalan diatas menjadi bahan refleksi dan diskusi masing-masing unit. Pada sesi ini peserta lebih banyak masuk di dalam kelompok unit, baik diskusi/ menyelesaikan tugas maupun dalam pendampingan.

Bagi keluarga besar SMP, bahan yang diberikan pembimbing mereka geluti bersama dalam suasana kebersamaan dan keterbukaan. Saling menerima pujian dan kritikan. Senang....sakit.....bahkan mungkin hancur, tapi mereka bersyukur. Apakah selesai sampai disitu? Tidak. Dampak dari itu semua adalah kesegaran baru, membangun komitmen bersama untuk membaharui pelayanan dalam semangat CHYBK agar nama Tuhan semakin dimuliakan dan karya Tuhan diwartakan.

Sedangkan yang menarik dari unit TK dalam sesi ini adalah ketika membahas soal semakin menurunnya jumlah murid pada lima tahun terakhir ini (2004 – 2009). Menanggapi fenomena tersebut timbul pertanyaan, “apakah yang sebaiknya dilakukan?”. Mungkinkah dengan menambah fasilitas menarik seperti: pengadaan alat bermain yang modern, lab untuk melatih kecerdasan anak, dll yang sifatnya fisik dapat menjawab persoalan?. Mungkin. “Apakah bila semua itu dipenuhi dapat menjamin bertambahnya murid yang lebih banyak? Atau ada hal lain yang sebenarnya pokok, mendesak dan bisa dilakukan, namun justru terabaikan?” Demikianlah Sr. Martina mengkritisi tanggapan dan gagasan para guru TK. Dari situ para guru disadarkan bahwa semua itu memang mendukung, tapi bukan yang utama. Mengapa? Karena semua yang fisik itu dalam waktu cepat bisa saja dibuat oleh mereka yang punya uang, bahkan tak menutup kemungkinan mereka akan berjalan bahkan berlari lebih cepat meninggalkan kita dalam hal fasilitas modern. Lalu produk apa yang bisa kita buat, yang menarik dan khas, yang tidak mudah di beli dengan barang yang namanya uang. Disinilah kita mesti berjuang dan terus berjuang untuk sebuah nilai. Apakah itu? Bagaimana kita dapat meraihnya? Kembali kepada CHYBK. Selamat melanjutkan refleksi ini.

Mengakhiri tulisan ini marilah kita gagas kutipan dari Samuel Smiles: “Kalau aku menabur pikiran, aku akan menuai perbuatan. Kalau aku menabur perbuatan, aku akan menuai kebiasaan. Kalau aku menabur kebiasaan, aku akan menuai karakter. Kalau aku menabur karakter aku sedang mengukir takdir”. HATI YESUS YANG LEMAH LEMBUT, MURAH HATI DAN RENDAH HATI, JADIKANLAH HATI KAMI SEPERTI HATIMU. *)